Mengenang Tragedi Konflik Rasial di Malaysia 13 Mei

Borneostory – Tanggal 13 Mei diperingati Hari Tragedi Konflik Rasial di Malaysia. Tragedi ini menorehkan sejarah kelam.

Tercatat, ada 184 orang meninggal dunia dan 356 terluka, 753 kasus pembakaran, serta 211 kendaraan hancur atau rusak berat.

Hal ini terjadi karena konflik rasial antara etnis Tionghoa dan orang Melayu di Kuala Lumpur.

Sumber lain menyebut jumlah yang meninggal sekitar 196 orang atau lebih dari 200 orang. Beberapa memperkirakan kematian mencapai 700 orang.

Pada 10 Mei 1969, Malaysia menggelar Pemilu. Pertarungan politik berlangsung sengit antara dua partai besar. United Malays National Organization (UMNO) dan Democratic Action Party (DAP).

DAP dan Kelompok Oposisi Gerakan punya dukungan yang kuat dari warga Malaysia berdarah etnis Tionghoa.

Hasil Pemilu, UMNO kalah. Koalisi Oposisi Gerakan menang. Pawai kemenangan mulai dilakukan, namun sayangnya tidak berlangsung damai.

Pawai berlangsung berisik, kasar, dan menyimpang dari jalur dan mengarah ke distrik Melayu Kampong Bahru.

Parahnya lagi, mereka mengolok penduduknya dengan spanduk berbau rasis bertulis “Malai Si” yang dalam bahasa Tionghoa berarti “Mampus Melayu”.

Meski Partai Gerakan langsung mengeluarkan permintaan maaf esok harinya, tapi UMNO mengumumkan pawai tandingan.

Hingga ada laporan, bahwa salah seorang suku Melayu telah diserang dan dipenggal kepalanya oleh suku Tionghoa di Setapak.

Kabar burung itu membikin kerusuhan pecah pada 13 Mei 1969. Orang-orang Melayu bersatu membalas. Pertama, mereka membunuh dua pengendara motor beretnis Tionghoa.

Kerusuhan terjadi. Pengeras suara di masjid-masjid bahkan digunakan untuk provokasi. Mendorong para perusuh untuk melanjutkan aksi pertumpahan darah.

Dalihnya, untuk mempertahankan muruah dan kedaulatan orang melayu yang telah dihina dan diinjak-injak.

Aksi memanas di ibu kota, Kuala Lumpur. Keadaan darurat nasional diumumkan pada 16 Mei. Jam malam dikurangi di beberapa bagian di negara itu pada 18 Mei dan dihilangkan dalam waktu seminggu di pusat Kuala Lumpur.

Selama kerusuhan tersebut, terjadi pembakaran bangunan, perampokan toko emas Tiongkok. Serta pembunuhan terhadap etnis Tionghoa.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *